Manusia Terakhir Dari Jenis Mereka, Telah Punah Keluarga Mereka
Inilah manusia terakhir dari jenis mereka, sistem klasifikasi berdasarkan ras yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam suatu populasi, mengelompokkan manusia secara garis besar berdasarkan ciri-ciri fisik seseorang.
Manusia memiliki beragam ras dan jenis, beberapa diantara mereka kini telah punah atau tidak ada lagi, mereka yang terakhir dari "jenis mereka" inilah yang menjadi penutup eksistensi dari "jenis mereka" ini.
1. Truganini - Orang Aborigin Tasmania Terakhir
Truganini merupakan penduduk asli Aborigin Tasmania. Orang-orangnya, telah tinggal dan hidup di Pulau Tasmania selama 45,000 tahun, hampir seluruhnya dihancurkan pada saat "Black War" atau "Perang Hitam", yang merupakan konflik berkepanjangan antara penduduk asli Aborigin dengan kolonis Inggris yang datang ke pulau tersebut.
Kolonis tersebut tidak hanya mengalahkan penduduk Aborigin dengan senjata yang jauh lebih canggih, namun juga dengan penyakit, hingga sampai dimana penduduk Aborigin Tasmania hanya tinggal berjumlah sekitar 200 orang.
Pendeta Inggris bernama George Augustus Robinson, yang meyakini bahwa ia dapat melindungi penduduk Tasmania yang tersisa dengan cara mengungsikan mereka ke Pulau Flinders. Dia mempekerjakan seorang remaja bernama Truganini, yang merupakan anak perempuan dari ketua suku Aborigin tersebut yang mana suaminya telah terbunnuh oleh para kolonis, untuk pergi bersamanya dan membantu George untuk menjadi penerjemah. Namun akhirnya George menyerah dengan tujuannya dan meninggalkan Truganini.
Truganini dengan beberapa orang Tasmania lain melakukan tindakan kriminal, merampok para kolonis untuk bertahan hidup. Sayangnya, ia dan kawannya tertangkap dan dikirim ke Pulau Flinders, yang mana berubah menjadi sebuah penjara daripada sebuah pengungsian. Secara perlahan, populasi di pulau tersebut terus berkurang, dan akhirnya Truganini lah orang Tasmania Aborigin sekaligus penduduk terakhir di pulau kematian tersebut.
2. Navajo Terakhir di Wupatki
Monumen Nasional Wupatki di Arizona, Amerika Serikat, merupakan sebuah mesa yang kaya akan sejarah. Daerah ini telah digunakan sebagai tempat tinggal dari 11,000 tahun yang lalu oleh banyak sekali masyarakat yang berbeda, termasuk orang Sinaguan, yang membangun rumah pueblo yang sangat luar biasa sekitar 800 tahun yang lalu.
Setelah itu, nenek moyang dari suku Hopi tinggal di daerah tersebut, disusul oleh suku Navajo, beberapa dari mereka kini masih tinggal di daerah tersebut. Kebanyakan masyarakat Navajo di Wupatki dipaksa untuk pergi dari tanahnya pada tahun 1864.
Pada saat itu, Tentara Amerika Serikat dengan paksa mengungsikan banyak dari mereka ke New Mexico, kejadian ini dikenal dengan nama "Long Walk", karena mereka dipaksa untuk berjalan sejauh 13 mil agar sampai tujuan. Akhirnya, beberapa dari orang Navajo kembali ke Arizona dan tinggal di mesa, namun pada tahun 1924 pemerintah mendeklarasikan bahwa area tersebut merupakan monumen nasional.
Hanya orang Navajo yang sudah hidup di sana yang dibiarkan untuk tinggal. Stella Peshlakai Smith adalah salah satunya. Dia dilahirkan di Wupatki satu bulan sebelum area tersebut ditutup. Pada saat ia meninggal, keluarga anak-anaknya diharuskan untuk mengosongkan tempat tersebut, karena memang mereka tidak diizinkan untuk hidup di sana. Hingga peraturan tersebut diubah nantinya, Stlla Peshlakai Smith merupakan orang Navajo terakhir yang hidup di Wupatki.
3. Ninja Terakhir Yang Masih Hidup
Jinichi Kawakami merupakan profesor universitas, direktur museum, dan juga insinyur yang megklaim bahwa dirinya merupakan ninja Jepang yang terakhir. Kawakami mulai belajar ninjutsu pada saat berumur 6 tahun, dan akhirnya kini ia menjadi kepala keluarga ke 21 dari Klan Ninja Ban, yang telah berdiri sejak 500 tahun yang lalu.
Jabatan yang diberikan kepadanya membuatnya dapat mengakses teknik rahasia ninja, ia mengatakan bahwa teknik ninja dan ninja itu sendiri tidak memiliki tempat di dunia modern. Jadi, dia tidak memiliki rencana untuk menunjuk penerusnya untuk mengambil alih Klan Ban setelah ia meninggal.
Bukannya memelihara tradisi tradisional kuno, ia malah menghabiskan banyak waktunya untuk mempelajari sejarah dan teknik-teknik ninja. Dia memiliki museum ninja yang diberi nama "Museum of Igaryu", yang mengoleksi dan memelihara gulungan rahasia ninja, termasuk resep untuk racun, resep yang ia katakan sudah tidak berguna lagi karena ia tidak mungkin menerapkannya kepada manusia.
4. Orang Yang Selamat Dari Kapal Budak Yang Terakhir
50 tahun sejak Amerika Serikat melarang perdagangan budak internasional, masih banyak budak yang diperdagangkan dan diselundupkan ke negara tersebut secara ilegal. Cudjo Lewis merupakan salah satunya, penumpang dari kapal budak terakhir yang mana berlayar tiga tahun sebelum hak emansipasi diberlakukan.
Lahir di daerah yang kini dikenal dengan nama Benin, Afrika, Cudjo dijadikan tawanan pada saat raja dari kerajaan rival menyerang daerah tersebut, ia menangkap dan menjual Cudjo ke perbudakan dan ditempatkan di kapal dengan nama Clotida yang berlayar ke Mobile, Alabama. Perjalanan 45 hari tersebut sangatlah sulit, dan sifat ilegal tersebut membuat hal ini makin berbahaya bagi para budak dan kru kapal.
Cudjo lalu menceritakan pengalaman kelamnya tersebut kepada seorang penulis bernama Zora Neale Hurston. Para budak sering dibiarkan telanjang di geladak kapal dan tak jarang harus menemui banyak tantangan seperti badai dan perompak. Meskipun mereka dapat sampai di Mobile, namun mereka masih harus disembunyikan di dalam tumpukan tumbuhan.
Cudjo masih menjadi budak untuk lima tahun sebelum ia mendapatkan hak emansipasi. Dia dan orang yang selamat lainnya mendirikan pemukiman di luar Mobile di tempat yang ia sebut sebagai African Town. Cudjo hidup dengan baik hingga tahun 1930-an, lebih panjang daripada penduduk di African Town lainnya.
5. Don Mafia Terakhir
Pada awal tahun 2000-an, "Five Families" of New York, merupakan 5 keluarga mafia Italia Amerika yang pertama kali diketahui muncul di New York, Amerika Serikat, mulai kehilangan kekuatannya. 5 Keluarga tersebut antara lain; Bonanno, Colombo, Gambino, Genovese dan Lucchese, yang kini sedikit demi sedikit mengalami kemunduran dan akhirnya hilang.
John Gotti, pemimpin mengerikan dari keluarga Gambino meninggal di penjara. Bos dari keluarga Genovese dan Colombo kini dipenjara. Dan Little Al D'Arco dari keluarga Lucchese, membelot dari mafia kini menjadi saksi pemerintah.
Kini tinggal Joseph Massino, bos atau Don dari keluarga Bonanno, yang disebut-sebut media sebagai "The Last Don". Massino telah mengangkat derajat keluarga Bonanno, menjadikan keluarga tersebut menjadi keluarga berdarah yang tidak kalah dengan keluarga-keluarga rival. Ia menjadi tersangka atas tuduhan konspirasi pembunuhan beberapa rivalnya.
Massino akhirnya dihukum atas tuduhan tersebut, dia kemudian membelot menjadi saksi pemerintah, membantu FBI mengumpulkan bukti untuk menuntut penerusnya. Keluarga Bonanno menjadi keluarga mafia yang masih ada dan berjalan pada saat ini, namun tidak memiliki kontrol atas daerah-daerah dan usaha kriminal seperti dulu.
Manusia memiliki beragam ras dan jenis, beberapa diantara mereka kini telah punah atau tidak ada lagi, mereka yang terakhir dari "jenis mereka" inilah yang menjadi penutup eksistensi dari "jenis mereka" ini.
1. Truganini - Orang Aborigin Tasmania Terakhir
Truganini merupakan penduduk asli Aborigin Tasmania. Orang-orangnya, telah tinggal dan hidup di Pulau Tasmania selama 45,000 tahun, hampir seluruhnya dihancurkan pada saat "Black War" atau "Perang Hitam", yang merupakan konflik berkepanjangan antara penduduk asli Aborigin dengan kolonis Inggris yang datang ke pulau tersebut.
Kolonis tersebut tidak hanya mengalahkan penduduk Aborigin dengan senjata yang jauh lebih canggih, namun juga dengan penyakit, hingga sampai dimana penduduk Aborigin Tasmania hanya tinggal berjumlah sekitar 200 orang.
Pendeta Inggris bernama George Augustus Robinson, yang meyakini bahwa ia dapat melindungi penduduk Tasmania yang tersisa dengan cara mengungsikan mereka ke Pulau Flinders. Dia mempekerjakan seorang remaja bernama Truganini, yang merupakan anak perempuan dari ketua suku Aborigin tersebut yang mana suaminya telah terbunnuh oleh para kolonis, untuk pergi bersamanya dan membantu George untuk menjadi penerjemah. Namun akhirnya George menyerah dengan tujuannya dan meninggalkan Truganini.
Truganini dengan beberapa orang Tasmania lain melakukan tindakan kriminal, merampok para kolonis untuk bertahan hidup. Sayangnya, ia dan kawannya tertangkap dan dikirim ke Pulau Flinders, yang mana berubah menjadi sebuah penjara daripada sebuah pengungsian. Secara perlahan, populasi di pulau tersebut terus berkurang, dan akhirnya Truganini lah orang Tasmania Aborigin sekaligus penduduk terakhir di pulau kematian tersebut.
2. Navajo Terakhir di Wupatki
Monumen Nasional Wupatki di Arizona, Amerika Serikat, merupakan sebuah mesa yang kaya akan sejarah. Daerah ini telah digunakan sebagai tempat tinggal dari 11,000 tahun yang lalu oleh banyak sekali masyarakat yang berbeda, termasuk orang Sinaguan, yang membangun rumah pueblo yang sangat luar biasa sekitar 800 tahun yang lalu.
Setelah itu, nenek moyang dari suku Hopi tinggal di daerah tersebut, disusul oleh suku Navajo, beberapa dari mereka kini masih tinggal di daerah tersebut. Kebanyakan masyarakat Navajo di Wupatki dipaksa untuk pergi dari tanahnya pada tahun 1864.
Pada saat itu, Tentara Amerika Serikat dengan paksa mengungsikan banyak dari mereka ke New Mexico, kejadian ini dikenal dengan nama "Long Walk", karena mereka dipaksa untuk berjalan sejauh 13 mil agar sampai tujuan. Akhirnya, beberapa dari orang Navajo kembali ke Arizona dan tinggal di mesa, namun pada tahun 1924 pemerintah mendeklarasikan bahwa area tersebut merupakan monumen nasional.
Hanya orang Navajo yang sudah hidup di sana yang dibiarkan untuk tinggal. Stella Peshlakai Smith adalah salah satunya. Dia dilahirkan di Wupatki satu bulan sebelum area tersebut ditutup. Pada saat ia meninggal, keluarga anak-anaknya diharuskan untuk mengosongkan tempat tersebut, karena memang mereka tidak diizinkan untuk hidup di sana. Hingga peraturan tersebut diubah nantinya, Stlla Peshlakai Smith merupakan orang Navajo terakhir yang hidup di Wupatki.
3. Ninja Terakhir Yang Masih Hidup
Jinichi Kawakami merupakan profesor universitas, direktur museum, dan juga insinyur yang megklaim bahwa dirinya merupakan ninja Jepang yang terakhir. Kawakami mulai belajar ninjutsu pada saat berumur 6 tahun, dan akhirnya kini ia menjadi kepala keluarga ke 21 dari Klan Ninja Ban, yang telah berdiri sejak 500 tahun yang lalu.
Jabatan yang diberikan kepadanya membuatnya dapat mengakses teknik rahasia ninja, ia mengatakan bahwa teknik ninja dan ninja itu sendiri tidak memiliki tempat di dunia modern. Jadi, dia tidak memiliki rencana untuk menunjuk penerusnya untuk mengambil alih Klan Ban setelah ia meninggal.
Bukannya memelihara tradisi tradisional kuno, ia malah menghabiskan banyak waktunya untuk mempelajari sejarah dan teknik-teknik ninja. Dia memiliki museum ninja yang diberi nama "Museum of Igaryu", yang mengoleksi dan memelihara gulungan rahasia ninja, termasuk resep untuk racun, resep yang ia katakan sudah tidak berguna lagi karena ia tidak mungkin menerapkannya kepada manusia.
4. Orang Yang Selamat Dari Kapal Budak Yang Terakhir
50 tahun sejak Amerika Serikat melarang perdagangan budak internasional, masih banyak budak yang diperdagangkan dan diselundupkan ke negara tersebut secara ilegal. Cudjo Lewis merupakan salah satunya, penumpang dari kapal budak terakhir yang mana berlayar tiga tahun sebelum hak emansipasi diberlakukan.
Lahir di daerah yang kini dikenal dengan nama Benin, Afrika, Cudjo dijadikan tawanan pada saat raja dari kerajaan rival menyerang daerah tersebut, ia menangkap dan menjual Cudjo ke perbudakan dan ditempatkan di kapal dengan nama Clotida yang berlayar ke Mobile, Alabama. Perjalanan 45 hari tersebut sangatlah sulit, dan sifat ilegal tersebut membuat hal ini makin berbahaya bagi para budak dan kru kapal.
Cudjo lalu menceritakan pengalaman kelamnya tersebut kepada seorang penulis bernama Zora Neale Hurston. Para budak sering dibiarkan telanjang di geladak kapal dan tak jarang harus menemui banyak tantangan seperti badai dan perompak. Meskipun mereka dapat sampai di Mobile, namun mereka masih harus disembunyikan di dalam tumpukan tumbuhan.
Cudjo masih menjadi budak untuk lima tahun sebelum ia mendapatkan hak emansipasi. Dia dan orang yang selamat lainnya mendirikan pemukiman di luar Mobile di tempat yang ia sebut sebagai African Town. Cudjo hidup dengan baik hingga tahun 1930-an, lebih panjang daripada penduduk di African Town lainnya.
5. Don Mafia Terakhir
Pada awal tahun 2000-an, "Five Families" of New York, merupakan 5 keluarga mafia Italia Amerika yang pertama kali diketahui muncul di New York, Amerika Serikat, mulai kehilangan kekuatannya. 5 Keluarga tersebut antara lain; Bonanno, Colombo, Gambino, Genovese dan Lucchese, yang kini sedikit demi sedikit mengalami kemunduran dan akhirnya hilang.
John Gotti, pemimpin mengerikan dari keluarga Gambino meninggal di penjara. Bos dari keluarga Genovese dan Colombo kini dipenjara. Dan Little Al D'Arco dari keluarga Lucchese, membelot dari mafia kini menjadi saksi pemerintah.
Kini tinggal Joseph Massino, bos atau Don dari keluarga Bonanno, yang disebut-sebut media sebagai "The Last Don". Massino telah mengangkat derajat keluarga Bonanno, menjadikan keluarga tersebut menjadi keluarga berdarah yang tidak kalah dengan keluarga-keluarga rival. Ia menjadi tersangka atas tuduhan konspirasi pembunuhan beberapa rivalnya.
Massino akhirnya dihukum atas tuduhan tersebut, dia kemudian membelot menjadi saksi pemerintah, membantu FBI mengumpulkan bukti untuk menuntut penerusnya. Keluarga Bonanno menjadi keluarga mafia yang masih ada dan berjalan pada saat ini, namun tidak memiliki kontrol atas daerah-daerah dan usaha kriminal seperti dulu.
Manusia Terakhir Dari Jenis Mereka, Telah Punah Keluarga Mereka
Reviewed by Kendawangan
on
4/30/2017 01:55:00 AM
Rating: