Seminggu 7 Hari, Mengapa 7 Hari itu Seminggu, Bukan 8 atau 9 Hari Saja
Seminggu 7 hari tau gak sih mengapa 7 hari itu adalah seminggu, tau nggak sejarahnya gimana, kenapa tidak 8 atau 9 hari saja dalam seminggu. Pada awalnya manusia tidak menemukan minggu, lalu kenapa sekarang ada hari Minggu nya.
Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar.
Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh.
Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan. Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan, dengan demikian hari minggu pun muncul.
Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi menberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat atau hari Sabtu. Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat, yaitu empat hari setelah hari Sabtu.
Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.
Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.
Hari Matahari menjadi "Sunnandaeg", atau Sunday atau (Minggu). Hari Bulan dinamakan "Monandaeg", atau Monday (Senin). Hari Mars menjadi hari Tiw, yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi "Tiwesdaeg", atau Tuesday (Selasa). Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu).
Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat).
Hari Saturnus menjadi "Saeterbsdaeg", terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu). Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya matahari dan terbenamnya matahari.
Bangasa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metode ini, yah begitulah kira-kira sejarahnya, kalau belum tau pantengin terus unikbaca untuk dapat artikel menarik lainnya.
Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar.
Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh.
Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan. Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan, dengan demikian hari minggu pun muncul.
Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi menberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat atau hari Sabtu. Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat, yaitu empat hari setelah hari Sabtu.
Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.
Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.
Hari Matahari menjadi "Sunnandaeg", atau Sunday atau (Minggu). Hari Bulan dinamakan "Monandaeg", atau Monday (Senin). Hari Mars menjadi hari Tiw, yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi "Tiwesdaeg", atau Tuesday (Selasa). Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu).
Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat).
Hari Saturnus menjadi "Saeterbsdaeg", terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu). Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya matahari dan terbenamnya matahari.
Bangasa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metode ini, yah begitulah kira-kira sejarahnya, kalau belum tau pantengin terus unikbaca untuk dapat artikel menarik lainnya.
Seminggu 7 Hari, Mengapa 7 Hari itu Seminggu, Bukan 8 atau 9 Hari Saja
Reviewed by Kendawangan
on
3/25/2019 07:30:00 PM
Rating: